Yayasan Karya Salemba Empat kembali mengadakan kegiatan Seminar Online yang berjudul “Meniti Karier di Lintas Sektor” sebagai pemberian edukasi kepada mahasiswa undergraduate, betapa pentingnya memiliki kemauan belajar yang tinggi dalam bidang apapun. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Februari 2025 secara daring melalui aplikasi zoom dengan dihadiri oleh para penerima beasiswa yang tersebaru dari Sabang sampai Merauke. Peserta seminar ini mencapai kurang lebih 100 mahasiswa yang sangat aktif dan bersemangat mengikuti rangkaian acara yang dimulai pada pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.15 WIB.
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh mc dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars KSE. Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan pemberian sambutan yang disampaikan oleh Bapak Adrian Karim Januar selaku Ketua Eksekutif Yayasan Karya Salemba Empat, Bapak Adrian menyampaikan banyak terimakasih atas dukungan yang diberikan oleh Bapak Ahmad Fikri Assegaf selaku Senior Partner Assegaf Hamzah & Partners dan Ibu Tribuana Tunggadewi selaku Direktur Kepatuhan & SDM PT Bank Syariah Indonesia Tbk kepada Yayasan KSE dan berharap akan terus menjalin kerjasama kedepannya. Rangkaian selanjutnya adalah foto bersama antara Bapak Adrian Karim Januar, Bapak Ahmad Fikri Assegaf dan Ibu Tribuana Tunggadewi beserta moderator Ibu Nancy Silalahi serta foto bersama peserta seminar online.
Kemudian selesai sambutan dan foto bersama materi yang ditunggu-tunggu talkshow “Meniti Karier di Lintas Sektor” bersama Bapak Ahmad Fikri Assegaf dan Ibu Tribuana Tunggadewi. Sesi ini di moderatori oleh Ibu Nancy Silalahi selaku Alumni KSE dan Vice President Legal Soechi Group. Pertama-tama disampaikan oleh Ibu Tribuana Tunggadewi berbagi terkait pengalaman beliau sebagai lulusan sarjana hukum yang melakukan lintas karir ke bidang perbankan. Beliau mengatakan, penting sekali punya kemauan belajar dalam hal apapun dan memperluas perspektif pada hal-hal baru. Pengalaman beliau sendiri, pernah menjadi banker divisi legal selama 4 tahun lalu harus berpindah ke divisi investor relation dimana beliau harus melakukan integrasi antara ilmu hukum dan ilmu ekonomi untuk menguasai hukum pasar modal. Beliau menambahkan, saat itu ia harus belajar bersama staff investment banker dan harus rajin belajar untuk upgrade skill, mencari mentor yang tepat untuk mengetahui cara membaca laporan keuangan yang baik, dan mencari sertifikasi yang tepat untuk menunjang karier.
Selanjutnya Bapak Ahmad Fikri Assegaf menambahkan bahwa, kemampuan yang harus dimiliki oleh mahasiswa jaman sekarang adalah berpikir kritis. Dimana kemampuan berpikir kritis ini dapat dilatih saat mengikuti lomba/organisasi, aktif dalam berdiskusi dan mengikuti proyek luar kampus. Bapak Fikri menyampaikan bahwa mengerti teknologi merupakan wajib dilakukan jaman sekarang. Dari pengalaman beliau sendiri pada tahun 1993, untuk mengurus kenotarisan, memerlukan waktu sekitar 3-6 bulan karena pada saat itu harus menggunakan mesin TIK. Kemudahan menggunakan Artificial Intelligence pada jaman sekarang membuat proses yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan itu bisa diselesaikan dalam waktu 5-8 menit saja.
Pak Ahmad Fikri Assegaf menambahkan bahwa profesi terkait hukum bisa dilakukan secara multidisiplin bersama mahasiswa lulusan IT. Contoh yang ada pada lapangan kerja jaman sekarang adalah, mahasiswa lulusan IT menggunakan kemampuan mereka untuk mengembangkan AI untuk mengurus kenotarisan. Pada kasus tersebut, baik dari mahasiswa Jurusan IT maupun mahasiswa Jurusan Hukum harus memahami ilmu satu sama lain sengan tujuan untuk memperbaiki bug, memperkaya database pada AI, mencegah fraud yang terjadi kedepannya pada AI yang sudah dibuat.
Ibu Tribuana Tunggadewi turut berbagi pengalamannya pada seminar kali ini. Beliau menjelaskan bahwa selama ia bekerja, ada hal yang sangat penting untuk dikuasai oleh seluruh staff yaitu komunikasi. Hal-hal penting yang dipelajari di bidang komunikasi adalah bagaimana menjaga hubungan dengan media massa dan sering melakukan tukar ilmu pada banker-banker baru di perusahaan tersebut. Memiliki latar belakang sebagai seorang lulusan ilmu hukum sendiri membuat Ibu Tribuana Tunggadewi memiliki dasar perundang-undangan untuk berurusan dengan agensi maupun media. Hal tersebut sangat penting dipahami agar bisa menghindar dari hal-hal yang merugikan perusahaan.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, Moderator melakukan diskusi terbuka bersama peserta. Pertanyaan pertama diajukan oleh Bagus Alfandy dari Paguyuban KSE UGM, Jihan dari Paguyuban KSE UNRI, dan Nazar dari Paguyuban KSE UINSU. Pertanyaan yang diajukan peserta berkaitan dengan ilmu hukum dan penerapannya.
Pada saat sesi tanya jawab juga Bapak Ahmad Fikri Assegaf dan Ibu Tribuana Tunggadewi menambahkan insights-insights baru yang luar biasa. Bapak Ahmad Fikri Assegaf menambahkan tips bagaimana cara masuk ke international lawfirm atau multinational lawfirm. Menurut beliau, yang terpenting bukanlah jenis lawfirm-nya. Hal yang terpenting ialah memiliki pondasi dan jangan melihat peraturan hanya sebagai peraturan saja. Sebuah peraturan harus dilihat dari perspektif moral, gender, dan lingkungan. Perspektif yang luas ini dapat diperkaya dengan cara membaca buku. Beliau juga menambahkan bahwa dalam menyampaikan ide harus dengan cara yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman. Ibu Tribuana Tunggadewi menyanggah terkait sustainability perusahaan dalam menjalankan proyek agar tidak melanggar regulasi AMDAL dapat diberikan beberapa standard yang menyesuaikan jenis perusahaan tersebut.