Surabaya, 22 dan 23 Februari 2025 – Kegiatan coaching penerima beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah sukses dilaksanakan selama dua hari. Para beswan mendapatkan pembekalan langsung dari Hengky Poerwowidagdo dan Maya Dintasari untuk menggali potensi diri serta mengembangkan strategi pengelolaan paguyuban.

CoachingSBY.jpg

Hari Pertama: Menggali Mimpi dan Menemukan Solusi

Pada sesi awal, beswan dibagi menjadi dua kelompok dan dipandu untuk berbagi tentang mimpi mereka di masa depan, termasuk profesi impian hingga besaran gaji yang diharapkan. Banyak beswan bercita-cita menjadi profesional di bidang engineering, baik di sektor swasta maupun akademisi.

Setelah menggambarkan tujuan mereka, beswan mengidentifikasi hambatan dalam mewujudkan mimpi tersebut. Faktor eksternal seperti perbedaan keinginan antara orang tua dan diri sendiri menjadi kendala utama, sementara faktor internal seperti overthinking, kurang percaya diri, dan manajemen waktu yang buruk juga menjadi tantangan.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, beswan dipasangkan dengan individu yang memiliki tantangan berbeda. Mereka saling memberikan solusi, seperti menerapkan teknik journaling untuk meningkatkan manajemen waktu serta mengenali kelebihan diri agar tidak terjebak dalam overthinking. Saran-saran yang muncul kemudian dipresentasikan agar seluruh beswan mendapatkan wawasan lebih luas.

CoachingSBY2.jpg

Sesi dilanjutkan dengan pemaparan singkat oleh Hengky Poerwowidagdo mengenai filosofi dan nilai-nilai KSE. Beswan diperkenalkan dengan sejarah serta peran orang-orang di balik KSE untuk menumbuhkan semangat dan rasa bangga sebagai beswan.

Selanjutnya, coaching berfokus pada pengelolaan paguyuban. Beswan yang tergabung dalam Paguyuban KSE ITS memaparkan program kerja mereka, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Demi meningkatkan efektivitas organisasi, beswan sepakat menjadikan paguyuban KSE ITS sebagai komunitas yang berorientasi pada teknologi. Untuk itu, enam kelompok kerja dibentuk dengan fokus berbeda, yaitu:

  1. Lindi
  2. Pirolisis
  3. Paving Blok dari Limbah Ban
  4. Event
  5. Marketing
  6. Report

CoachingSBY3.jpg

Setiap kelompok berdiskusi mengenai rencana kerja mereka. Kelompok Pirolisis berusaha menyempurnakan alat agar lebih ramah lingkungan, sementara kelompok Lindi merancang pemanfaatan sampah organik sebagai bahan bakar listrik. Kelompok Paving Blok mengeksplorasi formulasi terbaik dalam pengolahan ban bekas. Sementara itu, kelompok Event menyusun agenda jangka pendek hingga panjang, kelompok Marketing mencari strategi pemasaran yang menguntungkan, dan kelompok Report merancang sistem dokumentasi kegiatan untuk memperkuat hubungan dengan pihak rektorat.

Diskusi ditutup dengan presentasi dari setiap kelompok, diikuti dengan yel-yel yang menambah semangat beswan. Tim KSE memberikan masukan sebagai bentuk evaluasi untuk penyempurnaan rencana kerja ke depan.

Hari pertama coaching di ITS berlangsung dengan penuh antusiasme dan refleksi mendalam. Hari kedua akan berlanjut dengan agenda yang tidak kalah menarik untuk semakin mengembangkan potensi para penerima beasiswa KSE.

CoachingSBY4.jpg

Coaching di ITS: Hari Kedua

Setelah presentasi di hari pertama, semua kelompok diberikan kesempatan untuk menyempurnakan hasil diskusi mereka. Penyempurnaan ini mencakup penambahan komentar dari sesi sebelumnya, pembuatan bahan presentasi dalam format yang lebih formal, serta pengembangan lebih lanjut seperti penyusunan timeline pelaksanaan, anggaran, hingga analisis SWOT.

Setiap kelompok kemudian menyampaikan presentasi final mereka dengan lebih matang. Kelompok Pirolisis telah melengkapi rencana mereka dengan perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP), yang menunjukkan bahwa harga produk mereka bisa jauh lebih murah dibandingkan harga solar di pasaran. Kelompok Paving Blok telah menyempurnakan formulasi produk dengan meningkatkan proporsi limbah ban dalam komposisi bahan, sementara kelompok Event telah memperbarui konsep dan timeline acara yang dirancang agar lebih terstruktur dan efektif.

Setelah sesi presentasi, acara dilanjutkan dengan sesi berbagi pengalaman bersama alumni KSE ITS yang masih berdomisili di Surabaya. Lima alumni hadir dalam sesi ini, yaitu Nuhadi, Ega, Azzam, Adit, dan Faisol. Dalam kesempatan ini, mereka berbagi pengalaman mengenai perjalanan paguyuban KSE ITS di era mereka serta memberikan tips dan trik dalam menghadapi dunia kerja.

​​​​​​​

CoachingSBY5.jpg

Kelima alumni tersebut merupakan bagian dari KSE Entrepreneur Academy, sehingga mereka menyoroti bagaimana berbisnis tetap menjadi pilihan yang realistis bagi mahasiswa teknik. Mereka juga membagikan strategi agar bisnis dapat berjalan dengan lancar di tengah tantangan yang ada. Antusiasme para penerima beasiswa KSE ITS sangat tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, baik mengenai paguyuban maupun tantangan dalam dunia kerja.

Sesi berbagi ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara beswan dan alumni. Dengan menjaga tali persaudaraan ini, beswan KSE ITS dapat memperoleh berbagai manfaat, baik secara pribadi maupun dalam pengelolaan paguyuban di masa depan.

​​​​​​​

 CoachingSBY6.jpgCoachingSBY7.jpg

Coaching KSE UNAIR: Hari Pertama

Sama halnya dengan KSE ITS, coaching KSE UNAIR juga dimulai dengan sesi personal coaching yang dipandu oleh Bapak Hengky Poerwowidagdo dan Maya Dintasari. Para beswan dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing diberikan kesempatan untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal jurusan, serta daerah asal. Setelah itu, mereka diminta untuk menceritakan mimpi masing-masing individu.

Berbeda dengan coaching di ITS yang mayoritas beswannya bercita-cita menjadi seorang engineer, di KSE UNAIR mimpi beswan lebih beragam. Ada yang ingin menjadi wirausaha, profesional di bidang keuangan, analis data, diplomat, dokter, hingga akademisi yang melanjutkan studi. Setelah berbagi tentang impian mereka, beswan kemudian mengidentifikasi hambatan yang dihadapi, baik dari faktor internal maupun eksternal. Beberapa hambatan internal yang sering muncul meliputi overthinking, kurang disiplin, rendahnya rasa percaya diri, dan manajemen waktu yang kurang baik. Sementara hambatan eksternal umumnya berasal dari lingkungan sekitar dan ekspektasi orang tua yang tidak selalu sejalan dengan keinginan mereka.

Setelah hambatan-hambatan tersebut dipetakan, beswan kemudian dipasangkan dengan individu yang memiliki hambatan berbeda. Setiap pasangan saling bertukar solusi untuk mengatasi kendala masing-masing. Misalnya, bagi yang memiliki hambatan dalam manajemen waktu, disarankan untuk mencoba teknik journaling agar lebih terorganisir dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Untuk mengatasi overthinking, beswan didorong untuk lebih mengenali kelebihan diri sendiri dan tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain. Saran-saran yang muncul dalam diskusi ini kemudian dipresentasikan di depan kelompok agar bisa menjadi referensi bagi beswan lain yang menghadapi tantangan serupa.

Setelah sesi personal dream, coaching dilanjutkan dengan pengenalan KSE oleh Bapak Hengky Poerwowidagdo. Beliau menjelaskan bagaimana KSE bekerja, nilai-nilai yang dapat diambil oleh para beswan, serta memperkenalkan tokoh-tokoh di balik layar KSE, mulai dari founder hingga jajaran pengurus saat ini. Pemaparan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman beswan mengenai KSE dan memotivasi mereka agar semakin semangat dalam menjalani program beasiswa ini.

​​​​​​​

Hari Kedua: Pengembangan Program Paguyuban

Pada hari kedua, coaching berfokus pada pengembangan program paguyuban. Bapak Hengky secara acak menunjuk beberapa beswan untuk menjelaskan program kerja paguyuban KSE UNAIR, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Selanjutnya, beswan dibagi menjadi enam kelompok, yaitu:

  1. Pengembangan Maspokat dan Mocho (Rebranding)
  2. Sterotion (Sterofoam dari Limbah Buah)
  3. Event
  4. Marketing
  5. Report
  6. Edukasi

Dalam kelompok pertama, Maspokat dan Mocho dikembangkan dengan branding baru yang tidak lagi berbasis sistem franchise. Produk baru yang dikembangkan adalah ApoShake, dengan inovasi penyajian dalam berbagai varian, termasuk dalam bentuk hangat. Selain itu, mereka juga mencari opsi jajanan pendamping yang bisa meningkatkan daya tarik pembelian. Kelompok Sterotion berfokus pada pembuatan sterofoam dari limbah organik yang memiliki kemampuan menahan panas dan dingin lebih lama sesuai dengan suhu makanan. Sementara itu, kelompok Event merancang acara untuk memperkenalkan KSE kepada masyarakat dan melibatkan lebih banyak pihak. Kelompok Edukasi menargetkan keberlanjutan program bimbingan belajar untuk anak-anak yang telah berjalan sebelumnya. Kelompok Marketing menyusun strategi untuk meningkatkan penjualan produk paguyuban serta memastikan acara yang dirancang dapat menghasilkan keuntungan yang optimal. Sementara itu, kelompok Report bertugas menyusun laporan kegiatan paguyuban untuk diajukan ke pihak kampus guna memperlancar komunikasi dan dukungan dari dosen pembimbing.​​​​​​

CoachingSBY8.jpg CoachingSBY9.jpg

Setelah presentasi pertama, setiap kelompok mendapatkan masukan terkait konsep dan implementasi program mereka. Para beswan diberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan dengan menambahkan elemen penting seperti timeline pelaksanaan, anggaran yang dibutuhkan, serta analisis SWOT untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dari masing-masing program.

Pada sesi presentasi final, beswan menyampaikan hasil diskusi mereka yang telah diperbarui berdasarkan masukan sebelumnya. Dengan adanya penyempurnaan ini, diharapkan program paguyuban yang dirancang dapat lebih matang dan siap untuk dijalankan secara efektif.

Coaching KSE UNAIR ini tidak hanya membantu beswan menggali potensi diri dan mengenali hambatan yang mereka hadapi, tetapi juga membangun keterampilan kolaboratif dalam merancang program yang bermanfaat bagi paguyuban dan masyarakat sekitar.


Related Posts