Coaching KSE UB: Hari Pertama
Pada tanggal 25 dan 26 Februari 2025, Paguyuban KSE Universitas Brawijaya (UB) menggelar sesi coaching yang dipandu langsung oleh Hengky Poerwowidagdo dan Maya Dintasari. Dalam kegiatan ini, para penerima beasiswa dibagi menjadi dua kelompok untuk berdiskusi mengenai mimpi dan tantangan yang mereka hadapi dalam meraih cita-cita.
Pada sesi pertama, peserta diminta untuk menceritakan impian pribadi mereka di masa depan, mulai dari profesi yang ingin mereka capai hingga ekspektasi gaji yang diharapkan. Beberapa peserta bercita-cita menjadi engineer di sektor swasta maupun pemerintahan, melanjutkan studi, hingga menjadi akademisi.
Setelah berbagi impian, peserta mengidentifikasi berbagai hambatan yang mereka hadapi dalam meraih cita-cita tersebut. Hambatan eksternal yang paling umum adalah perbedaan keinginan antara peserta dan orang tua, yang sering kali memiliki harapan berbeda terhadap masa depan anak mereka. Di sisi lain, hambatan internal yang muncul antara lain overthinking, kurangnya rasa percaya diri, serta manajemen waktu yang kurang efektif.
Untuk mengatasi tantangan ini, peserta dipasangkan dengan individu yang memiliki hambatan berbeda. Mereka kemudian saling memberikan solusi berdasarkan pengalaman dan sudut pandang masing-masing. Misalnya, untuk mengatasi masalah manajemen waktu, beberapa peserta menyarankan teknik journaling guna membantu menyusun prioritas harian. Sementara itu, bagi yang mengalami overthinking, disarankan untuk lebih mengenali kelebihan diri sendiri dan tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain. Hasil diskusi ini kemudian dipresentasikan agar semua peserta dapat memperoleh wawasan lebih luas.
Setelah sesi berbagi, Hengky Poerwowidagdo memberikan pemaparan singkat mengenai filosofi dan nilai-nilai yang dianut oleh KSE. Ia juga memperkenalkan para pihak yang berada di balik layar KSE dengan tujuan menumbuhkan rasa bangga dan semangat dalam diri para beswan KSE.
Selanjutnya, sesi coaching beralih ke pembahasan mengenai Paguyuban KSE UB. Secara acak, dua beswan diminta untuk mempresentasikan program kerja paguyuban, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Setelah pemaparan, para peserta dibagi ke dalam tujuh kelompok yang masing-masing memiliki fokus utama dalam pengembangan paguyuban:
- Pengembangan Poncokusumo (Rebranding Djava) – Menciptakan minuman yang dapat dikonsumsi dalam berbagai situasi, baik panas maupun dingin.
- Edukasi – Merancang program Jabung Education, bimbingan belajar berbayar, dan pelatihan untuk ODGJ.
- Teknologi Baterai dari Limbah Buah – Meneliti dan mengembangkan inovasi baterai berbahan dasar limbah jeruk.
- Marketing – Mengembangkan strategi pemasaran untuk mendukung program paguyuban.
- Branding Website dan Media – Mengelola website dan media sosial paguyuban untuk meningkatkan visibilitas.
- Event – Menyusun acara yang mengakomodasi kegiatan dari masing-masing kelompok.
- Report – Membuat laporan kegiatan internal dan eksternal, serta prestasi paguyuban untuk pihak rektorat.
Setiap kelompok mendiskusikan rencana kerja mereka dan kemudian mempresentasikan hasilnya di depan peserta lain. Dengan semangat tinggi, mereka menyampaikan ide-ide inovatif, diiringi yel-yel khas masing-masing kelompok. Tim KSE turut memberikan masukan untuk menyempurnakan program kerja yang telah dirancang.
Kegiatan coaching ini menjadi wadah bagi para beswan KSE UB untuk mengenali potensi diri, berbagi pengalaman, serta menyusun strategi bersama dalam mengembangkan paguyuban. Sesi hari pertama berakhir dengan penuh antusiasme, menandai langkah awal menuju paguyuban yang lebih solid dan inovatif.
COACHING: Hari Kedua
Pada hari kedua, kelompok-kelompok yang telah terbentuk menyempurnakan hasil diskusi mereka dengan menambahkan komentar dari sesi presentasi pertama. Mereka menyusun bahan presentasi yang lebih formal dengan menyertakan timeline pelaksanaan, anggaran, serta analisis SWOT untuk program mereka.
Hasil presentasi final menunjukkan sinergi antar kelompok. Kelompok event berhasil merancang acara yang mengakomodasi program kelompok pengembangan Djava dan edukasi. Kelompok marketing merancang strategi pemasaran untuk produk dan program KSE UB. Kelompok report menyelesaikan laporan yang akan diajukan ke rektorat, sementara tim media sosial mulai mempublikasikan desain pengenalan program hasil dari coaching ini.
Setelah sesi presentasi, acara dilanjutkan dengan sesi sharing bersama alumni KSE yang masih berdomisili di Malang. Tiga alumni yang hadir adalah Bagus, Aditya, dan Nur. Mereka berbagi pengalaman mengenai paguyuban di masa mereka serta memberikan tips dan trik untuk memasuki dunia kerja. Antusiasme peserta sangat tinggi, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait organisasi maupun karier profesional.
Sesi sharing ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara beswan dan alumni, serta membuka lebih banyak peluang kolaborasi dan mentorship di masa depan. Dengan semangat yang baru, coaching KSE UB ini sukses membangkitkan inspirasi dan motivasi bagi para peserta untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi paguyuban.