Kegiatan ini diikuti oleh 200 mahasiswa peserta pelatihan dan mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang merupakan penerima beasiswa PT. Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan Yayasan Karya Salemba Empat (KSE). Kegiatan ini juga dihadiri oleh dari pimpinan-pimpinan divisi PGN pusat dan anak perusahaan dari PGN; founder dan pengurus KSE; serta perwakilan pemerintah daerah Jawa Tengah; dan Wakil Rektor III Universitas Diponegoro.
Acara ini diawali dengan pelaporan oleh peserta kepada Rachmat Hutama selaku Corporate Secretary PGN, kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars KSE dan Mars PGN. Pembukaan dilakukan dengan simbolisasi pemukulan gong oleh Rachmat Hutama.
Sambutan dari Ketua Yayasan KSE yaitu Marsangap P. Tambamenjelaskan bahwa visi KSE adalah mencerdaskan kehidupan bangsa oleh karena itu niat baik ini sangat perlu dukungan dari berbagai pihak. Sedangkan Rachmat Hutama menjelaskan mengenai visi misi PGN, menjelaskan lebih detail tentang PGN dan beberapa anak perusahaannya. Menjelaskan tugas-tugas/bidang di setiap anak perusahaannya. Adapun anak perusahaan PGN diiantaranya:
1. PT Transportasi Gas Indonesia (transmisi gas bumi)
2. PT PGN Solution (konstruksi, enginering, operation & maintenance)
3. PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (telekomunikasi)
4. PT Nusantara Regas (terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung)
5. PT Gagas Energi Indonesia (kegiatan di bidang hilir)
6. PT Saka Energi Indonesia (kegiatan di bidang hulu)
7. PT Gas Energi Jambi (perdagangan, konstruksi dan jasa)
8. PT PGN LNG Indonesia (bisnis LNG dan terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung)
9. PT Banten Gas Synergi (jasa, transportasi, perdagangan dan pertambangan)
10. PT Permata Graha Nusantara
Mengutip dari pidato yang disampaikan oleh perwakilan pemerintah daerah Jawa Tengah (pembacaan Pidato Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah) yang mengatakan “Mimpi itu direalisasikan bukan dikhayalkan, jadi setiap orang wajib mewujudkan mimpinya jangan hanya menjadi harapan semata. Seseorang harus mempunyai kreativitas dan mampu bahasa asing dengan baik. Hal ini mencerminkan bahwa generasi muda tidak cukup hanya memiliki ide melainkan harus mampu merealisasikannya dalam bentuk inovasi yang aplikatif.
Dilanjutkan dengan presentasi mengenai kegiatan PGN Leadership Camp 2018 serta hasil dari pelatihan sebelumnya dengan puncak acara yaitu Seminar Nasional, oleh Charissa Putri – Universitas Sriwijaya (UNSRI) peserta pelatihan PGN Leadership Camp.
Sesi talkshowdengantema “Peran Pemuda Milenial sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan sebagai Upaya Kemandirian di Bidang Energi, Kewirausahaan dan Wawasan Kebangsaan narasumber yaitu:
· Baskara Agung Wibawa (Direktur PT Permata Graha Nusantara, Anak Perusahaan PGN)
· Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin., Ph.D (Wakil Rektor III UNDIP)
· Satriadi Indarmawan (Ketua Dewan Pengawas KSE)
dan moderator yaitu Eva Sinaga yang merupakan alumni penerima beasiswa KSE dari Universitas Padjadjaran (UNPAD).
Beberapa kutipan dari talkshow tersebut adalah:
· Baskara mengatakan, bahwa “milenial saat ini memiliki banyak peluang karena didukung oleh kemajuan teknologi, namun di satu sisi juga memiliki tantangan yang banyak. Milenial merupakan orang yang multi tasking, tapi dampaknya negatifnya menjadikan mereka tidak fokus. Hal tersebut kerap terjadi pada pegawai PGN yang masih muda.”
· Satriadi Indarmawan mengatakan, “di era milenial ini Sumber informasi mudah untuk didapatkan, dan perlu ditunjang rasa haus informasi. Selain itu, dibutuhkan suatu fokus untuk menjaring informasi agar dapat menjawab suatu pertanyaan atau masalah pada era milenial ini.”
· Salah satu peserta menanyakan bagaimana cara mengajar. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Wakil Rektor (Warek) III UNDIP, menurut beliau “terdapat kesalahan yang kerap dilakukan oleh pengajar indonesia, mereka selalu menyampaikan langsung mengenai hal "baik" dan "buruk" secara tegas. berbeda dengan cara pengajaran di Australia, pemgajarnya selalu memberikan kesempatan para pelajar untuk mencari tahu sendiri, misalnya dengan cara melemparkan pertanyaan "apakah sarapan itu baik" maka sang pelajar bisa mencari tahu sendiri dan menemukan jawaban. Itu hanya contoh kecil. Dengan cara melemparkan pertanyaan, seseorang dapat memiliki alternatif-alternatif jawaban.
”Peserta kedua menanyakan, “mengapa inovasi yang dibuat oleh pelajar Indonesia sering kali hanya diberikan reward, namun tidak ditindaklanjuti. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Warek III UNDIP, beliau mengatakan bahwa “apakah inovasi yang dibuat tersebut sudah sesuai/relevan dengan kebutuhan Indonesia, karena yang perlu ditekankan adalah bahwa inovasi yang dibuat harus menjawab permasalahan yang ada di Indonesia.”
Acara ini sangat menarik dan sangat bermanfaat. Peserta menjadi lebih aware mengenai perannya sebagai generasi milenial. Selain itu dalam seminar ini peserta mendapatkan banyak sekali pandangan baru dari pembicara hebat yang memiliki background yang berbeda.